Minggu, 16 Oktober 2011

Gejala Tifus

Jangan Anggap Remeh Gejala Tipus


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengenalan gejala demam tifoid atau yang dikenal sebagai penyakit tifus sangat penting guna mencegah timbulnya infeksi yang lebih parah. Jika terlambat ditangani, demam tifoid bisa berakibat fatal.

Ahli penyakit dalam, penyakit tropik, dan infeksi dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof Djoko Widodo, menuturkan, tifus kerap kali diawali dengan gejala yang ringan. Keluarga penderita biasanya kesulitan mengenali gejala itu sejak awal.

”Pada penyakit tifus, demam naik perlahan. Pada minggu pertama, demam naik turun. Baru pada minggu kedua demamnya tinggi, hingga menjadi parah,” katanya dalam simposium bertema ”Penanganan Demam Tifoid pada Praktik Sehari-hari”, Sabtu (25/6/2011) pecan lalu di Jakarta.

Gejala tifus biasanya berupa nyeri di ulu hati, lambung, dan otot. Selain itu, penderita mengalami diare, sakit kepala, mual, hingga muntah-muntah.

Kondisi akut ini tidak akan terjadi jika penanganan dilakukan lebih awal. Karena itu, begitu gejala awal muncul, masyarakat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Menurut Djoko, tifus umumnya menyerang penduduk pada usia produktif. Pada usia itu, seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan di luar rumah sehingga kebersihannya tidak terjamin. Kuman Salmonella typhi, penyebab tifus bisa masuk ke dalam tubuh lewat makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang. Kuman akan masuk ke usus dan berkembang biak.

Sumber: TribunNews.com

Linked Posts :
Penyakit Tifus | Sakit Tifus 3 Hari Sembuh | Radang Usus Berangsur Sembuh

Radang Lambung Dan Usus

Radang Lambung Dan Usus (Gastroenteritis)


Gastroenteritis, Radang lambung dan usus (bahasa Inggris: gastric flu, stomach flu) adalah suatu jenis peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan, terutama pada lambung dan usus kecil, dan mengakibatkan diare akut.

Peradangan dapat disebabkan oleh paparan makanan dan air yang terkontaminasi, atau oleh infeksi beberapa jenis virus atau bakteri, parasit dan efek samping dari diet berlebih dan pengobatan.

Di seluruh dunia, perawatan yang tidak memadai pada penderita gastroenteritis telah menelan korban sekitar 5 hingga 8 juta manusia meninggal setiap tahun, dan menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Masa Inkubasi
Waktu terkena sampai kena penyakit bergantung puncaknya dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

Gejala
Kombinasi sering membuang hajat besar atau berak berair, muntah, demam, sakit perut, sakit kepala. ada juga terkadang yang selalu sakit di bagian pundak dan leher.

Tempo pengasingan yang disarankan
Sekurang-kurangnya selama 24 jam setelah diare berhenti.

Pencegahan
Mencuci tangan secara teliti dengan sabun dan air setelah membuang hajat atau menyentuh tempat-tempat kotor dan sebelum menyentuh makanan.

Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia

Linked Posts:
Radang Usus Berangsur Sembuh | Penyakit Muntaber | Penyaki Tifus | Disentri | Mengobati Muntaber

Radang Usus Berangsur Sembuh

Radang Usus Berangsur Sembuh Setelah Konsumsi Propolis


HERI, 28th,
Ds Tambaksari Rt.003/06, Kec. Kedungreja, Cilacap.
Menderita RADANG Usus (Berdasarkan hasil Endoskopi di Bandung), sudah hampir 2 tahun penyakit ini membayangi dan mengganggu aktivitas Mas Heri, jika kambuh menurut pengakuannya sangat menyiksa, dan Makan pun sangat dibatasi dan yg lembek-lembek. Pengobatan ke dokter sudah berulangh kali, namun belum berhasil. Hingga akhirnya mengkonsumsi PROPOLIS, sungguh merupakan kejutan hanya dengan 2 Pak mas Heri merasa banyak perkembangan, hingga Paket yang ketiga, mas Heri sudah bisa Aktivitas normal tanpa gangguan, dan sekarang telah bisa mengkonsumsi makanan Pedas.

Linked Posts:
Penyakit Tukak Lambung | Mengobati Maag Kronis | Mengobati Muntaber

Pap Smear

Pap Smear

Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun.

Dokter atau perawat memasukkan speculum ke vagina pasien untuk mengambil sample dari cervix. Pap smear biasanya tidak dilakukan selama menstruasi. Prosedur ini dapat menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal ini bergantung kepada anatomi pasien, faktor psikologi, dan lain-lain. Sample kemudian diuji di laboratorium dan hasil diperoleh dalam waktu sekitar 3 minggu. Sedikit pendarahan, kram, dan lain-lain dapat terjadi sesudahnya.

Hasilnya:
  • NEGATIF: artinya tidak ditemukan sel-sel yang berbahaya ..!
  • DISPLASIA: ditemukan sel yang menunjukkan perubahan sifat yang dapat mengarah ke KEGANASAN ,untuk itu perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan BIOPSI.
  • POSITIF:ditemukan sel GANAS. Harus dilakukan BIOPSI untuk memastikan Diagnosa.
Sumber : Wikipedia.org
Linked Posts:
Penyakit Kanker | Kanker Serviks | Kanker Rahim | Mengobati Tumor Kandungan

Kanker Rahim

Beda Kanker Serviks Dan Kanker Rahim

Kanker serviks dan kanker rahim adalah dua penyakit yang mematikan sehingga banyak ditakuti oleh kaum wanita, terutama yang berumur 35 tahun ke atas. Namun karena letaknya yang hampir sama, banyak yang bingung membedakan apakah mereka terkena kanker serviks atau kanker rahim. Padahal, dengan mengetahui detil perbedaan keduanya, kita dapat lebih dini menyadari apabila ada gejala yang timbul serta melakukan pengecekan ke dokter untuk memastikan. Nah, berikut ini penjelasan perbedaan di antara kedua jenis kanker fatal tersebut.

Sebelumnya, kita perlu mengenal dulu mengenai istilah rahim.

Rahim adalah nama lain dari kandungan dimana ia terdiri atas beberapa bagian, yaitu leher rahim, badan rahim, dan dua saluran telur. Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada leher rahim. Itu sebabnya ia disebut juga kanker leher rahim. Sedangkan kanker rahim sendiri, atau biasa juga disebut kanker kandungan, terjadi pada badan rahim.

Gejala awal pada kanker kandungan biasanya berupa perdarahan yang berlebihan saat menstruasi ataupun perdarahan di luar masa menstruasi. Sedangkan pada kanker leher rahim tidak terdapat gejala awal. Gejala justru muncul apabila kanker sudah memasuki stadium selanjutnya, seperti muncul keputihan yang berbau ataupun perdarahan saat berhubungan. Itu sebabnya disarankan untuk menjalani Pap Smear secara rutin setiap tahunnya karena ini dapat mendeteksi dini keberadaan kanker serviks, khususnya bagi wanita yang pernah melakukan hubungan suami istri.

Semoga bermanfaat.
Sumber: Sehatdong.com

Linked Posts:
Kanker Serviks | Kanker – Penyakit Kanker | Mengobati Tumor Kandungan

Disentri Pada Bayi

Disentri yang menyerang bayi, jangan di remehkan


Jangan remehkan Disentri bila bayi kita mengalaminya. Disentri yang menyerang bayi bisa menyebabkan kematian. Terutama saat bayi kita kehabisan cairan tubuhnya akibat mencret yang berkepanjangan. Jadi segera berikan pertolongan sedini mungkin terhadap bayi kita saat Disentri menyerang.

Beberapa hari yang lalu, Arine (anak saya) mengalami panas tinggi (sampai 39 derajat celcius) disertai dengan buang air besar 3 kali setiap 2 jam. Saya coba mngatasinya dengan cara memberikan Paracetamol (obat penurun panas) dan mencoba memberikan larutan oralit yang saya buat sendiri. Saat buang air besar (mencret), dalam kotoran tersebut terlihat lendir dan sedikit bercak merah seperti darah. Tidak perlu berpikir panjang, pagi-pagi sekali saya bawa ke puskesmas dan di tangani langsung oleh Dokter specialis anak. Lalu kami di beri semacam gula untuk di campurkan pada teh pahit untuk di minum Arine. Obat lain juga menyertainya seperti Oralit, Paracetamol dan obat anti mencret (ini menurut Dokter).

Saya mencoba menelusuri file-file yang berbicara tentang disentri, tapi tidak ketemu di kompi saya. Akhirnya online saja dan tanya pada ahlinya yaitu mbah Google. Banyak juga yang mengupas tentang disentri ini. saya browsing, baca-baca, kopi paste dan simpan berbentuk file. Dan hasil rangkumannya saya tuliskan di bawah. Baca dan simak ya!

Bila sikecil tampak lemas karena bolak balik buang air besar disertai suhu tubuh yang tinggi dan nyeri tiap mengeluarkan kotoran dan feses di sertai darah dan lendir , kalau iya maka ini merupakan gejala disentri. Menurut dr.Hadjat S. darah dan lendir adalah gejala disentri yang paling utama.

Sindroma disentri dapat disebabkan oleh semua mikroba, bakteri atau parasit. Bisa juga karena intoleransi laktosa . Sindroma disentri umumnya disebabkan karena adanya kuman shigella dan parasit entamoeba histolityca, walau kuman penyebabnya berbeda namun kedua infeksi itu menunjukkan adanya feses berdarah dan berlendir. Sindroma disentri merupakan salah satu jenis diare akut.

Sindroma disentri dapat menular melalui berbagai cara dan media, sindrome ini banyak dialami dimasa balita, namun jarang menimpa anak usia dibawah satu tahun karena pada usia ini pengawasan orang tua sangatlah ketat.

Komplikasi Disentri
komplikasi disentri biasa terjadi akibat adanya faktor resiko pada anak yang tidak mendapat ASI, berstatus gizi buruk atau sedang menderita campak. Komplikasi berawal dari melunaknya dinding usus sehingga bakteri shigella dapat menginvasi jauh kedalam, luka yang terjadi didinding usus menjadi semakin parah karena tercemar racun yang dihasilkan bakteri tadi, sehingga memicu terjadinya perforasi usus atau usus pecah yang ditandai dengan feses bercampur darah.

Pengobatan
Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan gambaran klinis diare, tes laboratorium diperlukan untuk mengetahui tanda-tanda ketahanan kuman dan jenis disentri. Namun biasanya dokter akan memberikan antibiotik selama 5-7 hari.

Pemberian makanan untuk penderita disentri haruslah yang lunak dan tidak memiliki rasa yang tajam, serta harus berprotein tinggi karena diperlukan untuk proses penyembuhan, pemberian air minum yang banyak sangat dianjurkan agartidak terjadi dehidrasi.

Kondisi bertambah parah
Apabila kondisi si sakit makin lemah, tidur terus menerus, perut kembung, demam tak kunjung turun, diare yang makin sering disertai darah yang banyak segeralah bawa anak ke rumah sakit mungkin telah terjadi komplikasi, dalam hal ini maka pasien perlu penangan lebih jauh dan perawatan intensif di rumah sakit.

Anda dapat melihat artikel sebelumnya tentang Diare Pada Bayi kita jika ingin tahu langkah-langkah apa yang diambil bila Diare menyerang bayi kita.

Semoga bermanfaat.

Sumber: http://www.junior-smart.com/2010/01/disentri-yang-menyerang-bayi-jangan-di.html

Linked Posts:
Penyakit Disentri | Penyakit Muntaber | Penyakit Tifus | Mengobati Muntaber

Wabah E-Coli

Wabah E-Coli Landa Eropa, Kemenkes Awasi Bandara


JAKARTAWabah bakteri Escherichia Coli atau E-Coli berjenis strain baru yang melanda Eropa dalam dua pekan terakhir ini tampaknya harus pula diwaspadai oleh masyarakat Indonesia, karena bakteri ini dapat menyebabkan kematian.

Kemunculan bakteri E-Coli ini sendiri kabarnya banyak diakibatkan karena saat ini aneka sayuran impor asal Jerman, seperti ketimun dan toge banyak berdatangan. Bakteri E-Coli atau Enterohaemorrhagic Escherichia Coli atau EHEC, selain kebal terhadap antibiotik juga dapat menyebabkan kematian karena memicu pendarahan yang parah.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di sela kegiatan lomba debat Bahasa Inggris bertemakan HIV/ AIDS serta DBD di Gedung Kemenkes menjelaskan, bakteri E-coli dapat ditemukan pada usus manusia atau pun binatang berdarah panas, bahkan bakteri Enterohaemorrhagic Escherichia Coli juga kebal terhadap obat antibiotik.

“Satu-satunya cara membasmi penyebaran bakteri tersebut hanya bisa dilakukan dengan perilaku hidup bersih sehat atau PHBS, dengan cara mencuci bersih semua barang dan juga tangan kita sebelum mulai memakan makanan,” ungkapnya.

Guna mengantisipasi penyebaran bakteri ini di Indonesia, kata Menkes, pihaknya telah melakukan pengawasan menyeluruh secara ketat pada setiap bandar udara di Indonesia. Di antaranya dengan mengamati siapapun yang terlihat mengalami gangguan sakit perut, serta baru saja tiba dari Eropa, khususnya Jerman.

Dampak dari gejala infeksi akibat terjangkit bakteri E-Coli sendiri biasanya dapat berupa, sakit pada perut seperti kram disertai diare yang terkadang bercampur darah atau bisa juga demam, mual, dan muntah.

Sedangkan gejala infeksi yang paling serius akibat terjangkit bakteri E-Coli, bisa berupa gagal ginjal akut disertai kerusakan sel darah merah, gangguan syaraf, stroke dan juga koma sehingga mempunyai tingkat kematian sebesar 3-5 persen.
(Iman Lesmana/SUN TV/ful)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2011/06/06/337/465209/wabah-e-coli-landa-eropa-kemenkes-awasi-bandara

Linked Posts:
Penyakit Muntaber | Mengobati Muntaber | Penyakit Disentri

Wabah Penyakit Aneh Serupa AIDS di China

Wabah Penyakit Aneh Serupa AIDS di China

Beijing – Sejumlah penduduk China menderita penyakit aneh karena virus. Mulanya mereka menyangka terinfeksi HIV atau virus AIDS. Namun ternyata, virus tersebut tak dikenal.

Hal ini seperti yang dialami oleh Lin Jun, salah satu pasien yang diwawancarai secara eksklusif oleh New Express Daily. Wartawan terpaksa mengenakan pakaian isolasi khusus untuk mewawancarai Lin dan sejumlah orang lain dari berbagai daerah di China.

Lin mengatakan, dirinya dulu chubby meski sekarang penampilannya hanya tinggal kulit dan tulang saja. Seluruh persendiannya juga tak bisa digerakkan. Pada 2008, ibunda Lin menerima transfusi darah di rumah sakit.

Setelah itu, ia selalu berkeringat di malam hari, tangan dan kaki mati rasa, sakit di sekujur tubuh, sendi yang selalu berbunyi, luka-luka di tangannya dan penurunan berat badan. Tanpa sengaja, di tahun yang sama, Lin terinfeksi karena kontak dengan darah ibunya.

Tepat dua pekan kemudian, Lin menderita sakit yang hampir sama. Ia juga muntah-muntah dan wajah kirinya bengkak. Setengah tahun, berat badan Lin turun dari 85 ke 52 kg. tiga bulan kemudian, istri dan anak Lin menderita gejala yang sama.

Lin sudah berkunjung ke setiap rumah sakit besar di Shanghai, namun tak ada diagnosis yang tepat. Tes HIV sudah dilakukan hingga delapan kali dan hasilnya selalu negatif. Akhirnya, Lin menemukan blog ‘The Negative Group’ yang anggotanya orang-orang seperti dirinya.

Dinas Kesehatan Guangdong melaporkan penderita sama di Beijing, Shanghai dan Guangdong. Pasien mengira terinfeksi HIV, namun gejalanya sama dan hasil tesnya selalu negatif. Kasus yang kini menyebar ke enam provinsi ini tengah diselediki Kementerian Kesehatan China.

Investigasi media menyebutkan, keluarga penderita juga terinfeksi dan lebih dari 30 pasien terinfeksi karena hubungan seksual. Beberapa ahli menyatakan mereka menderita fobia AIDS. Virus ini lebih berbahaya karena menular lewat seluruh cairan tubuh.

Ketika terinfeksi, sistem imunisasi terserang dan sel darah putih turun. Tubuh kehilangan kemampuan mempertahankan diri dari penyakit menular dan material asing. Pasien berhenti melalukan pencegahan ala AIDS karena hasil uji HIV negatif. Inilah yang membuat penularan terus meluas.

Sumber: INILAH.COM, 12 April 2011

Linked Posts:
Kasus HIV/AIDS | HIV AIDS Bisa Hilang Dengan Nutrisi | Pencegahan HIV AIDS

Herpes Zoster

Herpes Zoster


Herpes zoster kadang juga disebut shingles atau cacar ular. Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air. Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.

Penularan Herpes Zoster Dan Gejala

Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut.

Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien Herpes zoster akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.

Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian. Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan. Biasanya, penyebab dari pengaktifan kembali virus ini tidak diketahui.

Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes.

Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut

Sumber: Wikipedia dan dari Berbagai Sumber

Linked Posts:
Herpes Simplek | Penyakit Lupus | HIV Bisa Hilang Dengan Nutrisi | Leukemia – Apa Itu Leukemia?

Sabtu, 15 Oktober 2011

10 Penyakit Berbahaya

Hati – Hati! 10 Penyakit Berbahaya Berikut Ditularkan Antar Spesies

Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Apa saja penyakit yang mematikan itu?

Infeksi silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.

Penularan juga dapat terjadi dari kegiatan yang tampaknya sepele dan tidak berbahaya, seperti membiarkan monyet naik di atas kepala Anda, yang banyak terjadi di jalanan di Bali.

Mikroba dari dua varietas bahkan dapat berkumpul di usus Anda, membuat beberapa virus berevolusi dan ‘menari’ untuk mengubah Anda menjadi inang yang menular dan mematikan.

Penyakit menular dari hewan kepada manusia disebut zoonosis. Ada lebih dari tiga lusin penyakit, baik yang ditularkan melalui sentuhan maupun dari hasil gigitan.

Seperti dilansir dari LiveScience, Sabtu (15/5/2010), berikut 10 penyakit mematikan yang menular dari silang-spesies:

1. Pandemik influenza. Wabah flu mematikan seperti flu Spanyol, flu babi atau flu burung telah menyerang di beberapa negara. Potensi pandemi ini sangat mudah menular melalui kontak langsung, sehingga bisa sangat berbahaya.

Antara tahun 1918 dan 1919, flu Spanyol telah membunuh 20 hingga 40 juta orang. Ini benar-benar bencana global. Flu mematikan ini menyerang orang usia 20 sampai 40 tahun, dan menginfeksi 28 persen penduduk Amerika.

Dan akhir-akhir ini juga sedang marak flu babi dan flu burung yang telah menjadi wabah di beberapa negara. Kini, pemerintah lebih siap, secara ilmiah dan logistik untuk mengelola wabah. Namun, tidak ada vaksin untuk melawan flu babi.

2. Pes. Penyakit pes yang lebih dikenal dengan ‘Black Death’, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pesti, paling sering dibawa oleh hewan pengerat dan kutu. Pada abad pertengahan, jutaan orang di seluruh Eropa meninggal karena wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak terdapat di rumah-rumah dan perkantoran.

3. Penyakit karena gigitan. Berbagai penyakit zoonosis diperkirakan meningkat disebabkan oleh gigitan hewan yang membunuh ratusan ribu orang setiap tahun. Nyamuk adalah penyebab utama, seperti demam berdarah dan malaria.

Selain itu juga ada wabah penyakit yang disebabkan oleh gigitan serangga, rabies karena gigitan anjing dan hewan liar lainnya.

4. HIV/AIDS. HIV, virus penyebab AIDS, berasal dari simpanse dan primata lainnya dan diperkirakan manusia pertama terinfeksi setidaknya satu abad lalu.Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh, membuka pintu ke inang dari infeksi mematikan atau kanker.

5. Parasit otak yang ditularkan kucing pada manusia. Parasit aneh Toxoplasma gondii menginfeksi otak lebih dari setengah populasi manusia, termasuk sekitar 50 juta orang Amerika. Diperkirakan meningkatkan risiko neurotisisme dan dapat menyebabkan skizofrenia. Penyebab utamanya adalah kucing rumah, yang merupakan mikroba reproduksi secara seksual. Biasanya ini berasal dari kotoran kucing.

6. Manusia memberi kucing bakteri penyebab borok lambung. Kucing telah ditularkan bakteri penyebab tukak lambung, Helicobacter pylori, dari nenek moyang manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Dan menurut para ilmuwan, kini penyakit ini menyebar ke hewan lain seperti singa, zebra, dan harimau.

7. Ebola. Ebola adalah ancaman luas untuk gorila dan simpanse di Afrika Tengah, dan mungkin sudah menyebar ke manusia dari orang-orang yang makan binatang yang terinfeksi.

Sekarang menular dari manusia ke manusia, melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, dan telah membunuh beberapa ratus orang di setiap beberapa wabah pada pertengahan 1970-an.

8. Polio, Frambusia, Antraks. Fabian Leendertz, seorang epidemiologi satwa liar di Robert Koch-Institut dan Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Jerman, mengatakan bahwa simpanse di Taman Nasional Gombe Streaming di Tanzania ditularkan polio dari manusia.

Menurut Leendertz, ada juga kekhawatiran bahwa gorila tertular frambusia, penyakit yang terkait dengan sifilis, tetapi bukan penyakit menular seksual, dari manusia.

Gorila dan simpanse di Afrika Barat telah terbunuh oleh wabah antraks, yang mungkin berasal dari ternak yang digiring oleh manusia, meskipun menurut Leendertz peristiwa ini mungkin disebabkan oleh antraks yang ada secara alami di hutan.

9. Virus manusia membunuh simpanse. Ekowisata memicu wabah penyakit pernapasan antara simpanse Afrika. Human Respiratory Syncytial Virus (HRSV) dan Human Metapneumovirus (HMPV) membunuh bayi manusia di negara-negara berkembang.

Hampir semua manusia punya kontak dengan kuman, meskipun telah dikembangkan antibodi alami yang dirancang untuk melawan kuman. Tapi dalam bukti pertama yang telah dikonfirmasikan tentang penularanvirus langsung dari manusia ke kera liar, virus ini membunuh seluruh populasi simpanse di beberapa bagian Afrika Barat pada tahun 1999 dan 2006.

10. Gorila memberi manusia kutu kemaluan ‘kepiting’. Manusia mendapat kutu kemaluan dari gorila sekitar 3 juta tahun yang lalu. Penyakit ini menular tidak melalui hubungan seksual dengan gorila, melainkan dengan bermalam atau makan di sarang gorila. Para ilmuwan pada tahun 2007 menamai penyakit ‘kepiting’.

Merry Wahyuningsih - detikHealth

Linked Posts:
Flu Burung | Flu Babi | HIV bisa hilang dengan Nutrisi | Penyakit Malaria | DBD

Kurang Tidur Picu Serangan Jantung ?

Ternyata Kurang Tidur Picu Serangan Jantung


Para ilmuwan menyatakan kecenderungan untuk tidur lebih larut dan bangun lebih dini sebagai sebuah bom waktu kesehatan. Gaya hidup work hard play hard ini, menurut sebuah studi, meningkatkan resiko kematian akibat serangan jantung atau stroke.

Tuntutan beban kerja yang tinggi seringkali membuat orang mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan pekerjaannya. “Sayangnya, tindakan itu justru semakin meningkatkan risiko terserang stroke atau penyakit kardiovaskular lain yang berujung pada serangan jantung,” kata profesor Francesco Cappuccio dari University of Warwick Medical School.

Pernyataan Cappuccio ini sesuai dengan sebuah hasil studi yang menunjukkan tidur kurang dari enam jam pada malam hari semakin meningkatkan resiko stroke atau serangan jantung. Studi yang dilakukan para peneliti dari University of Warwick tersebut mengamati kebiasaan tidur 475 ribu partisipan dari 15 studi yang telah dilakukan sebelumnya di delapan negara, diantaranya Inggris, Amerika, Jepang, Swedia, dan Jerman. Hasilnya, sebanyak 48% partisipan yang tidur kurang dari enam jam berpotensi lebih tinggi terkena atau bahkan meninggal karena serangan jantung. Sementara 15% lainnya juga memiliki kemungkinan tinggi terkena atau bahkan meninggal karena stroke.

Penyebabnya adalah terganggunya keseimbangan dua hormon kunci, leptin dan ghrelin, yang mengontrol nafsu makan. Kurang tidur menurunkan kadar leptin—hormon yang sangat berperan dalam mengatur berat tubuh, fungsi metabolisme da reproduksi—dalam darah yang membuat kita tidak merasa kenyang meski sudah makan. Di saat yang sama, kadar hormon ghrelin, yang berperan dalam peningkatan nafsu makan, membuat kita merasa semakin lapar.

Kondisi itu membuat orang yang kurang tidur cenderung untuk makan lebih banyak yang sering menyebabkan obesitas. Dengan begitu, ancaman stroke dan serangan jantung pun jadi meningkat.

Meski begitu, tidur terlalu lama juga bukan pertanda baik bagi kesehatan. Para ilmuwan menyebutkan tidur lebih dari sembilan jam setiap malam bisa menjadi peringantan dini seseorang menderita sakit jangka panjang seperti penyakit jantung. Sebab, penyakit itu biasanya membuat penderitanya merasa lelah sehingga merasa perlu waktu istirahat yang lebih lama.

(Sumber: Daily Mail)

Linked Posts:
Serangan Jantung | Penyakit Jantung | Stroke - Waspadalah | 8 Kebiasaan Yang Memperburuk Kesehatan

Kanker Tulang Belakang

Kanker Tulang Belakang, Bagaimana Gejalanya?

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker tulang belakang sangat jarang ditemui. Kasus kanker tulang belakang yang paling banyak terjadi adalah adalah metastasis, yaitu kanker berasal dari bagian lain dari tubuh dan menyebar ke tulang belakang. Ketika kanker menyebar atau berasal di daerah ini, biasanya mempengaruhi satu atau lebih bagian tulang belakang. Jika seseorang mengembangkan kanker tulang belakang, baik primer atau sekunder, ia akan menunjukkan gejala penyakit yang berbeda.

Kanker tulang primer di tulang belakang jarang terjadi. Kanker pada tulang belakang dapat menyebabkan hancurnya sel-sel sehat tulang penderita. Tumor kanker tidak hanya merusak tulang tulang belakang tetapi juga merusak sumsum tulang belakang penderitanya. Gejala kanker tulang di tulang belakang termasuk rasa sakit, patah tulang dan mati rasa atau kelemahan.

Rasa sakit

Tanda paling umum dari kanker tulang di tulang belakang adalah nyeri pada leher atau punggung. Rasa sakit akan terus-menerus dan disertai dengan gejala lainnya. Nyeri ini bisa hanya di daerah belakang, bisa juga menyebar ke anggota badan lain. Pengembangannya tergantung hanya pada lokasi pertumbuhan abnormal. Jika kanker menyebabkan sejumlah kecil peradangan dan iritasi, rasa sakit biasanya tetap di belakang. Jika kanker menekan saraf, rasa sakit berdifusi keluar ke "dahan" yang terkait. Tidak peduli sumber rasa sakit, kanker tulang belakang menyebabkan ketidaknyamanan kronis.

Kelemahan

Jika kanker tempat cukup tekanan pada saraf, seseorang akan menderita kelemahan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh gangguan pada impuls dari tulang belakang. Jika kanker menyebabkan peradangan besar di belakang, otak tidak lagi mampu berkomunikasi dengan baik dengan kaki. Akibatnya, penderita mungkin merasa sulit untuk berjalan, membawa, meraih sesuatu, atau berpegangan.

Kepekaan berkurang

Kanker tulang belakang dapat mempengaruhi sensasi sentuhan. Karena sumsum tulang belakang adalah saraf pusat, peradangan atau tekanan di daerah ini dapat mengakibatkan pengurangan sensasi. Objek mungkin tidak lagi merasa panas atau dingin untuk disentuh. Serupa dengan ketidakmampuan otak untuk berkomunikasi dengan anggota badan, anggota badan menjadi tidak sepenuhnya berkomunikasi dengan otak.

Inkontinensia

Kanker tulang belakang juga dapat menyebabkan inkontinensia. Gejala ini sangat mirip dengan kelemahan, karena tekanan pada saraf tertentu dalam tulang belakang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kinerja kandung kemih dan usus. Jika impuls terganggu, dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol kandung kemih mereka, usus, atau keduanya.

Kelumpuhan

Seiring perkembangan kanker tulang belakang, seseorang mungkin menderita kelumpuhan. Tergantung pada beratnya kanker, kelumpuhan dapat diisolasi untuk satu anggota badan. Ukuran dan lokasi pertumbuhan menentukan jumlah kelumpuhan, karena kanker bisa sampai ke titik di mana saraf tampaknya putus atau lesi telah terbentuk pada saraf itu sendiri.

Sumber: Republika.co.id

Linked Posts:
Kanker | Tumor | Kanker Paru-paru | Asap Tembakau Sebabkan Kerusakan Dini Paru-paru | Kanker Serviks | Mengobati Kanker Payudara | Melia Propolis VS Kanker Payudara | Melia Propolis VS Kanker Darah | Melia Propolis VS Bone Marrow Cancer | Apa Itu Propolis ? | Propolis Bagi Kesehatan

Virus H5N1

Virus H5N1 Atau Virus Flu Burung

Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non manusia) dan juga panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area yang sangat luas.

Virus HPAI A (H5N1) pertama kali diketahui membunuh sekawanan ayam di Skotlandia pada tahun 1959, namun virus yang muncul pada saat itu sangat berbeda dengan virus H5N1 pada saat ini. Jenis dominan dari virus H5N1 yang muncul pada tahun 2004 berevolusi dari virus yang muncul pada tahun 2002 yang menciptakan gen tipe Z.

Virus H5N1 dibagi menjadi 2 jenis turunan, turunan yang pertama adalah virus yang menginfeksi manusia dan burung yang ada di Vietnam, Thailand, Kamboja dan burung yang ada di Laos dan Malaysia. Jenis turunan pertama ini tidak menyebar ke daerah lain.

Sedangkan yang turunan jenis 2 dikenali dari burung yang ada di China, Indonesia, Jepang, dan Korea Utara yang kemudian menyebar ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Virus jenis turunan ke 2 ini adalah virus yang menjadi penyebab infeksi ke manusia yang terjadi dalam kurun waktu 2005-2006 di berbagai Negara. Analisa genetik yang telah dilakukan membuktikan bahwa ada 6 jenis subklas dari turunan jenis ke 2, yang 3 diantaranya tersebar dan menginfeksi manusia di Negara-negara berikut ini :

Subklas 1 : Indonesia

Subklas 2 : Eropa, Timur Tengah dan Afrika

Subklas 3 : China

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui darah. Oleh karena itu virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti layaknya virus flu biasa.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti menemukan bahwa virus H5N1 terus berevolusi dengan melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal yang kemudian dapat menginfeksi beberapa spesies yang berbeda.

Virus yang pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan 2001 tidak mudah ditularkan dari burung satu ke lainnya dan tidak menimbulkan penyakit yang mematikan pada beberapa binatang. Namun pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul, dikenal dengan virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada populasi burung di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada bebek dan jenis unggas lainnya.

Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia Tenggara yang menyebabkan kematian jutaan ekor ayam dan dari 2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu berubah telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal dunia. Mutasi yang terjadi dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan virus dari manusia ke manusia lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat infeksi.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza, dimana virus tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi berbagai jenis spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan sel.

Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat menginfeksi manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia. Oleh karena itu peneliti sekarang sedang giat-giatnya mencoba memahami sifat virus ini dan berusaha melakukan rekayasa genetika dengan memasukkan 2 asam amino virus flu spanyol H1N1 ke dalam hemaglutinin H5N1 sehingga nantinya virus H5N1 tidak menjadi pandemik yang membahayakan manusia seperti yang terjadi pada wabah tahun 1918.

Penelitian itu membuahkan hasil yang menggembirakan dimana objek penelitian dapat tetap sehat meskipun ditempatkan dalam 1 ruangan bersama objek yang sakit.

Sumber: fluburung.org

Linked Posts:
Flu Burung Atau Avian Influenza | Flu H1N1 atau Flu Babi | Flu Singapura | Pneumonia atau Radang Paru-paru

Flu Burung Atau Avian Influenza

Flu Burung --- Gejala pada Manusia


Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :

  1. Menderita ISPA
  2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
  3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
  4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
  5. Sakit kepala
  6. Lemas mendadak
  7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian

Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat. Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A, atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya. Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar.

Sumber: fluburung.org

Linked Posts: Virus H5N1 | Flu H1N1 atau Flu Babi | Flu Singapura | Pneumonia atau Radang Paru-paru

Flu Singapura

Flu Singapura Mengintai Anak dan Balita


Demam, bercak merah di telapak tangan dan kaki serta bintil sariawan di mulut merupakan ciri khas penyakit flu singapura. Meski tidak berakibat fatal penyakit ini amat mudah menular, khususnya pada anak dan balita.

Istilah penyakit flu singapura, menurut dr.Alan R.Tumbelaka, Sp.A(K) sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease). "

"Penyakit ini disebut Flu Singapura karena dianggap lebih banyak disebabkan kuman-kuman di Singapura yang intinya tidak tepat karena kuman ini banyak ditemukan dimana-mana dan dimulai di Toronto tahun 1957," paparnya.

Penyakit kaki, tangan dan mulut ( KTM) ditularkan oleh kelompok virus seperti famili Picornaviridae, termasuk kelompok Enterovirus, Rhinovirus dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah kelompok enterovirus yang terdiri dari virus Coxsackie A, B, Echovirus dan Enterovirus sendiri. Penyebab terbanyak adalah kelompok virus Coxsakie A16, dan yang bersifat fatal adalah Enterovirus 71 yang bisa menyebabkan kematian.

Penderita penyakit KTM biasanya meningkat di masa pancaroba dan kebanyakan menyerang anak-anak, balita, bahkan bayi karena daya tahan tubuh mereka masih rendah. Bila menyerang orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala serius.

"Penularan terutama melalui jalur fekal-oral dan saluran pernafasan, yakni melalui butiran ludah, air liur dan lainnya. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju dan lainnya juga dapat terjadi," papar kepala divisi penyakit tropik departemen anak FKUI RSCM ini.

Masa inkubasi penyakit KTM berlangsung 2-3 hari dengan gejala sakit leher dan hilangnya nafsu makan. Karena disebabkan oleh virus, biasanya penyakit ini akan membaik sendiri selama 7-10 hari.

"Hanya saja penyakit ini menjadi berat bila tidak bisa menelan karena sakit di mulut dan harus di rawat di rumah sakit," imbuhnya.

Gejala yang cukup berat sering terjadi antara lain hiperpireksi (demam tinggi), nadi cepat, malas makan, lemas, kejang-kejang, fotofobia ( tidak tahan dengan cahaya matahari), perut tegang dan terkadang gangguan kesadaran.

"Tidak ada obat yang spesifik, umumnya hanya diberikan vitamin dan secara lokal diberi obat sariawan," katanya.

Anak yang menderita penyakit flu singapura ini dianjurkan untuk tidak keluar rumah karena sifatnya yang sangat menular. Orang dewasa yang merawat pasien disarankan untuk menjaga kebersihan tangan karena tangan yang sudah tertempel virus berpotensi menularkannya kepada orang lain.

Sumber: health.kompas.com

Linked Posts:
Flu H1N1 Atau Flu Mexico | Flu Tulang Atau Chikungunya | Demam Berdarah Dengue

Radang Amandel Atau Tonsilitis

“Kelereng Tenggorokan” yang Membengkak

Tidak sedikit jumlah operasi amandel yang dilakukan pada anak usia 3 tahun.


Tidak sedikit orang tua yang khawatir ketika anaknya mengalami pembengkakan amandel (tonsillitis). Pasalnya, demam, sakit kepala, sulit menelan, atau kehilangan suara merupakan efek minimal yang dipastikan diderita sang anak.

Yang membuat semakin situasi sulit, karena pembengkakan amandel ini dapat mudah kembali terulang. Pilihan operasi pengangkatan amandel kemudian menjadi pertimbangan. Sayangnya, mitos soal operasi amandel masih kuat diyakini masyarakat.

Bahwa upaya itu justru akan menghilangkan imunitas tubuh. Benarkah demikian? Memang benar amandel berfungsi penghadang kuman agar tidak mudah masuk ke saluran pernapasan. Sayangnya, organ berukuran seperti kelereng yang berada di belakang kiri dan kanan tenggorokan ini mudah terluka.

Fungsinya sebagai fi lter kuman justru tak jarang membuat kondisinya demikian. Masuknya mikro organisme (bakteri atau virus) yang menyerangnya. Apalagi bila virus mononucleosis atau bakteri Streptococcus pyogenes bersemayam di sana.

Peradangan dapat mudah terjadi yang bukan tidak mungkin mengganggu saluran pernapasan. “Radang amandel juga sering tidak sakit, namun amandel sudah berwarna merah,” ujar dr Agus Subagio Sp, THT dari Rumah Sakit Puri Indah, Jakarta.

Pembesaran amandel tidak selalu karena infeksi (karena kuman), namun beberapa pasien yang mengidap alergi yang mengakibatkan hidung mampet atau bernapas lewat mulut juga merupakan situasi lain yang memicu pembengkakan amandel.

Berdasarkan waktu berlangsungnya peradangan, tonsillitis dapat dibagi dua kondisi. Pertama, tonsillitis akut, di mana radang berlangsung kurang dari tiga pekan. Umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Kedua, tonsillitis kronis yang mempunyai frekuensi kambuh bisa mencapai tujuh kali dalam satu tahun atau 10 kali dalam dua tahun. Atau sedikitnya dapat terjadi tiga kali dalam satu tahun selama tiga tahun berturut-turut.

Kondisi kedua ini yang dapat mengakibatkan penyumbatan saluran pernapasan. Gejala yang dialami penderita tonsillitis cukup beragam. Selain yang telah disebutkan di atas, dapat berupa tenggorokan terasa kering, fl u, pilek, mual, sekitar leher tampak bengkak, dan bau mulut.

Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti infeksi telinga dan sinus atau abses (pembengkakan bernanah) pada tenggorokan.

“Sedangkan gejala pada anak biasanya diikuti dengan obstructive sleep apnea (OSA/gangguan dan kesulitan tidur), misalnya tidurnya mendengkur, henti napas yang diikuti tersedak, ngompol, dan gang- guan tingkah laku,” tambah Agus.

Bila hal tersebut yang terjadi maka kualitas tidur anak tidak maksimal. Meski durasi tidurnya panjang, namun anak tidak fi t atau bugar ketika bangun. Pasalnya, OSA terjadi karena aliran oksigen yang masuk ke dalam paru-paru tidak sepadan dengan kebutuhannya. Gangguan tidur ini juga, tambah Agus, dapat menghambat pertumbuhan anak.

Pasalnya, buruknya kualitas tidur seorang anak tidak dapat mengoptimalkan pelepasan hormon pertumbuhan dan recovery sel yang seharusnya dapat terjadi sempurna ketika tidur. Bertahap Penanganan tonsillitis dapat dilakukan bertahap.

Mulai terapi antibiotik yang berguna untuk mematikan bakteri/virus yang menyerang. Sedangkan bila tonsillitis muncul dengan frekuensi sering dan mengakibatkan peradangan yang parah dan diperkirakan dapat mengganggu saluran pernapasan atau mengganggu makan, maka perlu ditempuh dengan operasi pengangkatan.

Menurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery, kriteria operasi amandel terbagi dua, yaitu kriteria mutlak operasi dan kriteria relatif (dipertimbangkan). Kriteria mutlak operasi di antaranya, telah terjadi pembesaran tonsil menyebabkan sumbatan jalan napas, sulit menelan, gangguan tidur, atau komplikasi jantung dan paru-paru akibat infeksi bakteri streptococcus.

Lalu terdapat bisul ukuran besar di daerah sekitar tonsil yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau drainage (pengaliran nanah), dan telah mengakibatkan kejang demam.

Sedangkan kriteria relatif operasi, misalnya infeksi tonsil sedikitnya 5-7 kali dalam setahun dan kerap kambuh meski diobati, mengakibatkan bau mulut, bakteri/virus yang sudah tidak mempan lagi dengan obat, pembesaran tonsil yang diduga tumor atau kanker.

Mitos Usia Lalu, bagaimana dengan mitos seputar pasca operasi amandel? Yang pasti, kata Agus, pengangkatan amandel sama sekali tidak usia.

“Dulu, anak dianggap harus besar dulu, usia 6-7 tahun. Tapi saya beberapa kali pernah melakukan operasi anak tiga tahun dan tidak ada masalah,” ujar dia.

Selama ini, dalam catatan medis menyebutkan bahwa kecenderungan turunnya angka operasi amandel bukan karena ditinggalkan. Namun karena obat-obatan pereda tonsillitis, khususnya antibiotik semakin baik kualitasnya. _
nala dipa

Sumber: Koran Jakarta, 3 April 2011

Linked Posts:
Tonsilitis Atau Radang Amandel | Polip Hidung | Sinusitis | Penyakit Radang Tenggorokan