Jumat, 20 Juli 2012

Rutin Bercinta Bisa Perpanjang Umur ?


Rutin Bercinta Bisa Perpanjang Umur 8 Tahun

Semua orang tahu bahwa seks yang baik akan membuat pasangan merasa puas dan bahagia. Namun yang tidak banyak diketahui adalah hubungan seksual rutin juga dapat menambah angka harapan hidup Anda hingga 8 tahun.

Tak hanya itu, semakin banyak orgasme yang didapatkan maka umur seseorang akan semakin panjang. Seks rutin juga meningkatkan kadar hormon, kesehatan jantung, kekuatan otak serta sistem kekebalan sehingga dapat menikmati masa muda lebih lama.

Untuk lebih lengkapnya, simak 5 aktivitas dalam seks yang bermanfaat bagi umur seperti dikutip daritimesofindia, Kamis (5/7/2012).

1. Orgasme
Bukan hanya banyak tetapi Anda juga harus memprioritaskan kualitas seks yang Anda lakukan bersama pasangan. Satu studi menemukan bahwa orgasme dapat meningkatkan jumlah sel penghadang infeksi hingga 20 persen.
Orgasme yang rutin juga membuat pria dua kali lebih mungkin mencapai usia tua dibandingkan pria yang tidak bercinta dan bagi wanita hal ini memberinya umur 8 tahun lebih lama.

Satu kali orgasme saja bisa membanjiri tubuh Anda dengan bahan-bahan kimia yang meningkatkan mood dan relaksasi, begitu juga dengan ikatan emosional. Pasangan menikah yang hidup bahagia pun cenderung berumur lebih panjang daripada lajang atau pasangan yang memiliki hubungan negatif.

Wanita yang mencapai orgasme dua kali dalam seminggu juga memiliki kemungkinan 30 persen lebih kecil terserang penyakit jantung dibandingkan wanita yang tidak menikmati seksnya.

2. Seks Lebih dari Sekali Seminggu
Bercinta sedikitnya sekali dalam seminggu akan mempertahankan hormon, jantung dan otak Anda dalam kondisi terbaiknya. Buktinya, pria yang bercinta tiga kali lebih dalam seminggu mengurangi risikonya mengidap serangan jantung atau stroke hingga 50 persen.

Usia pasangan yang rutin bercinta lebih dari sekali seminggu juga bertambah lebih dari 2 tahun.

3. Meningkatkan Mood untuk Bercinta
Agar bisa mendapatkan seks yang baik, tentu Anda membutuhkan mood atau suasana hati yang bagus. Itulah kenapa bahan-bahan kimia yang ada di otak yaitu dopamin, asetilkolin, GABA dan serotonin begitu penting.

Kurangnya hasrat seks akibat sakit, kecapekan atau masalah lainnya bisa saja menurunkan salah satu dari empat bahan kimia tersebut.

Untuk menaikkan kadar dopamin yang berfungsi menumbuhkan mood dan kepercayaan diri Anda, cobalah makan kemangi, lada hitam, cabe, jinten, bawang putih, jahe dan kunyit. Sedangkan asetilkolin membantu meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan fokus Anda sehingga Anda bisa makan segala jenis rempah-rempah, kemangi, daun peppermint, sage dan thyme.

GABA merupakan antidepresan alami yang bisa didapatkan dari anggur merah. Kemudian serotonin yang bertugas untuk mendorong rasa bahagia dan relaksasi Anda saat bercinta bisa diperoleh dari daging kalkun, pisang dan cokelat.

Lebih dari itu, bercinta dengan menggunakan mood yang sangat baik bisa menambah usia Anda hingga lebih dari 10 tahun.

4. Fit saat Bercinta
Sebuah studi menemukan bahwa pasangan yang bercinta lebih dari dua kali seminggu memiliki kadar antibodi lebih tinggi sehingga tubuhnya terlindung dari flu dan demam. Usia pun bisa bertambah hingga lebih dari 8 tahun.

Namun meski bercinta lima kali sehari itu penting bagi hubungan, akan lebih bermanfaat jika Anda melakukannya dua kali seminggu.

5. Bercumbu
Bercumbu membantu melepaskan ‘hormon ikatan’ bernama oksitosin yang seringkali dikaitkan dengan pertambahan angka harapan hidup hingga 7 tahun.

Penelitian juga telah menemukan bahwa oksitosin dapat mendorong panjang umur dan orang-orang yang berada dalam suatu hubungan juga cenderung tidak rentan terkena penyakit kronis dan depresi.

6. Seks untuk Hindari Kanker
Selain bonus pertambahan usia hingga 8 tahun, seks rutin juga bisa dijadikan sebuah instrumen untuk melindungi pria maupun wanita dari kanker.

Menurut sebuah studi, wanita yang rajin bercinta berisiko lebih sedikit terserang kanker payudara, begitu juga dengan penelitian dari Nottingham University yang menunjukkan bahwa pria tua namun melakukan seks aktif cenderung tidak terkena kanker prostat.  (Rahma Lillahi Sativa – detikHealth)

Sumber: health.detik.com  , Kamis, 05/07/2012 19:26 WIB

Efek Samping Antibiotika


Efek Samping Mengejutkan dari Antibiotik

Antibiotik telah banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tapi ada beberapa efek samping antibiotik yang mengejutkan dan belum banyak diketahui orang. Apa saja?

Antibiotik merupakan senyawa atau kelompok obat yang dapat mencegah perkembangbiakan berbagai bakteri dan mikroorganisme berbahaya dalam tubuh. Selain itu, antibiotik juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit menularyang disebabkan oleh protozoa dan jamur.

Tapi belum banyak orang yang tahu bahwa antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping yang cukup membahayakan. Dilansir dari Ehow, Jumat (17/9/2010), berikut beberapa efek samping antibiotik:

1. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.

2. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya

Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.

3. Infeksi

Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.

4. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergiyang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.

5. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.

6. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian. (mer/ir)

Merry Wahyuningsih – detikHealth

Sumber : http://health.detik.com Jumat, 17/09/2010 07:55 WIB

Anak Sering Sakit, Penyebabnya ?


Anakku Sering Sakit, Ternyata Penyebabnya Orang Rumah

Orang tua Sandiaz sangat khawatir. Sejak usia 6 bulan hingga sekarang, anak yang berusia 5 tahun itu hampir setiap bulan selalu ke dokter karena sakit. Keluhan yang sering dialami adalah batuk, pilek dan panas. Pada umumnya disebabkan virus.

Kekhawatiran orangtua beralasan karena anak tersebut sudah terlalu sering minum obat, apalagi  setiap sakit antibiotika dikonsumsi secara rutin. Anak ini juga sering mengalami overdiagnosis TBC atau divonis sebagai TBC atau “Flek“, padahal tidak menderita penyakit tersebut. Kecapekan, cuaca, minum es, makan gorengan atau tertular sakit di sekolah selama ini dianggap sebagai penyebab gangguan tersebut.

Sebenarnya, anak mudah sakit utamanya karena daya tahan tubuh yang buruk. Tanpa disadari, penyebabya adalah infeksi dari orang dekat dalam rumah seperti orangtua, kakak, kakek atau neneknya yang berpotensi sebagai sumber utama penularan.

Penyebab daya tahan tubuh yang tidak optimal ini sering terjadi pada mereka dengan saluran cerna yang sensitif. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar atau sekitar 70 persen mekanisme pertahanan tubuh terdapat dalam saluran cerna. Biasanya, hal ini sering terjadi pada penderita alergi, asma dan sensitif pencernaan. Anak yang sering sakit dan kontak di rumah yang sering sakit ternyata mempunyai masalah kesehatan yang sama. Hal ini biasanya terjadi pada anak atau saudara kandung atau salah satu orangtua yang wajahnya sama. Faktor fenotip atau kesamaan wajah dalam keluarga seringkali sebagai indikator menunjukkan kesamaan permasalahan kesehatan yang sama

Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, penyebab anak sering sakit adalah akibat debu, udara dingin, hujan, faktor cuaca, tertular sekolah, terlalu capek, AC, hujan, minum es, makan gorengan atau kipas angin. Padahal kalau dicermati, problem utamanya bukan sekedar masalah itu. Tetapi infeksi berulang karena daya tahan tubuh anak tidak bagus, dan kontak sumber penularan yang sering sakit di sekitarnya.

Infeksi berulang biasanya sering disebabkan karena kontak erat dengan seseorang yang sering sakit di dalam rumah. Penderita yang sering terkena infeksi virus ringan ini kerap tidak disadari dan dianggap bukan sakit, tetapi dikira penyebab lain.

Infeksi virus berulang pada orang dewasa selama ini dianggap karena terlalu lelah, masuk angin, asma, alergi atau sinusitis. Memang, biasanya penderita alergi mudah terkena infeksi batuk dan pilek. Bukan hanya orang awam, dokter pun seringkali sulit membedakan gejala alergi dan infeksi sehingga gejala infeksi ini dianggap sebagai gejala alergi. Gejala umum yang sering dialami adalah badan sering pegal dan capek, nyeri tenggorok, badan meriang dan sakit kepala.

Gangguan infeksi virus berulang ini oleh masyarakat awam bahkan oleh sebagian dokter sering dianggap sebagai alergi dingin, alergi debu, masuk angin, kecapekan, sering keluar kota, masuk angin, karena asap rokok, panas dalam. Padahal, gangguan tersebut sebenarnya infeksi virus ringan yang dapat menular kepada anak, apabila daya tahan tubuhnya menurun.

Bila infeksinya ringan pada orang dewasa, gangguan ini terjadi hanya dalam 2-3 hari saja, tetapi sering berulang timbul. Sehingga istilah yang sering diberikan adalah “mau flu tidak jadi”. Penderita golongan ini bisanya mengalami gangguan alergi hidung, sinusitis, asma, dan masalah sensitif pada saluran cerna.

Pada anak usia sekolah, seringkali orangtua menyalahkan karena teman di sekolah sering sakit. Sebenarnya bila dicermati di lingkungan sekolah memang tidak akan pernah bebas anak sakit. Dalam lingkungan kelas, memang mungkin terdapat 30% anak yang mudah sakit karena daya tahan tubuhnya buruk. Tetapi sebagian besar lainnya relatif jarang sakit karena daya tahan tubuhnya baik. Sehingga yang harus diperhatikan adalah daya tahan tubuh anak, bukan disalahkan sekolahnya.

Infeksi berulang pada anak
Infeksi berulang pada anak adalah infeksi yang sering dialami khususnya infeksi saluran napas akut. Keadaan ini oleh dokter kerap didiagosis sebagai (BKB) Batuk Kronis Berulang, atau sebagian orang awam menyebut penyakit batuk dan pilek yang tidak sembuh-sembuh. Padahal, sebenarnya gangguan batuk pilek tersebut hilang karena infeksi berulang mudah terkena sakit atau istilah awamnya on and off.

Manifestasinya timbul kadang keras, berkurang sedikit, kemudian meningkat lagi berulang dalam jangka panjang. Sebenarnya, infeksi batuk pilek tersebut penyebabnya utamanya virus yang biasanya akan membaik dalam 5-7 hari. Kondisi ini diakibatkan karena rendahnya kerentanan seseorang terhadap infeksi. Biasanya infeksi berulang ini dialami berbeda dalam kekerapan kekambuhan, berat ringan gejala, jenis penyakit yang timbul dan komplikasi yang diakibatkan.

Gangguan ini sering terjadi pada penderita alergi dan pada penderita defisiensi imun, meskipun kasus yang terakhir tersebut relatif jarang terjadi. Infeksi berulang terjadi bila terjadi infeksi lebih dari 8 kali dalam setahun atau bila terjadi infeksi 1-2 kali tiap bulan selama 6 bulan berturut-turut.  Pada infeksi berulang biasanya didapatkan kerentanan dalam timbulnya gejala klinis suatu penyakit, khususnya demam. Bila terjadi demam, sering sangat tinggi atau lebih dari 39oC. Dengan penyakit yang sama, anak lain mungkin hanya mengalami demam sekitar 38- 38,5oC. Biasanya penderita lebih beresiko mengalami pnemoni, mastoiditis, spesis, ensefalitis dan meningitis.

Faktor penyebab
Faktor penyebab utama lain dari dari anak yang mudah sakit di antaranya adalah paparan dengan lingkungan, struktur dan anatomi organ tubuh, masalah sistem kekebalan tubuh (mekanisme sistem imun yang berlebihan (penderita alergi) atau kekurangan) atau penyakit infeksi yang tidak pernah diobati dengan tuntas. Faktor genetik diduga ikut berperanan dalam gangguan ini. Pada genetik tertentu didapatkan perbedaan pada kerentanan terhadap infeksi. Anak laki-laki lebih sering mengalami gangguan ini.

Faktor lingkungan seperti kontak dengan sumber infeksi sangat berpengaruh. Kelompok anak yang mengikuti sekolah prasekolah lebih sering mengalami infeksi 1,5-3 kali dibandingkan dengan anak yang tinggal di rumah. Perokok pasif kemungkinan dua kali lipat untuk terkena infeksi. Jumlah anggota keluarga di rumah meningkatkan terjadinya infeksi. Keluarga dengan jumlah 3 orang hanya didapatkan 4 kali infeksi pertahun sedangkan jumlah keluarga lebih dari 8 didapatkan lebih 8 kali infeksi pertahun.

Sering dialami penderita alergi
Infeksi berulang juga sering dialami penderita gangguan mekanisme sistem kekebalan tubuh berupa “overactive” sistem kekebalan (alergi) dan “underactive” sistem kekebalan (defisiensi imun). Adanya gangguan tersebut mengakibatkan adanya gangguan sistem imun yang berfungsi menghancurkan jamur, virus dan bakteri.

Penderita alergi, khususnya yang mengalami hipersensitif saluran cerna dengan gangguan mual, muntah atau gangguan pencernaan lainnya,  sering mengalami kondisi daya tahan tubuh yang menurun. Penderita alergi terus meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita tanpa terkecuali. Berdasarkan mekanisme pertahan tubuh yang dijelaskan sebelumnya, tampaknya gangguan saluran cerna dan asma sering mengganggu mekanisme pertahanan tubuh. Alergi makanan tampaknya ikut berperanan penting dalam dalam gangguan ini.

Sumber: Health.Kompas.com, Kamis, 28 Juni 2012 (Penulis : Dr. Widodo Judarwanto Sp.A Editor : Asep Candra)

Linked Posts:
Antibiotika Berbahaya Pada Anak |  Antibiotika Dan Kekebalan Tubuh Pada Anak |

Produk sehat dan berkualitas untuk solusi kesehatan keluarga tersedia di : Tokosehat.net

Minum Softdrink Tidak Sehat ?


Fakta Tersembunyi Softdrink

Softdrink atau minuman ringan bersoda, memang enak dan terasa segar apalagi kalau dingin. Hanya saja dibalik kesegaran yang ditawarkannya minuman ini sangat berisiko.

Softdrink mengandung zat pewarna buatan, berbau kimia karbonat, asam fosfat, pemanis, bahan pengawet dan kafein. Kandungan gulanya rata-rata sebesar 8-12 sendok teh, jumlah yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Agar tidak penasaran dan bisa menjaga kesehatan sejak sekarang, berikut fakta-fakta tersembunyi dari kenikmatan sebotolSoftdrink:

1. Menguras kadar air dalam tubuh.
Softdrink seperti diuretik yang malah menghisap kadar air didalam tubuh. Pemrosesan gula tingkat tinggi dalam softdrink dapat diatasi dengan cara meminum 8-12 gelas air untuk setiap botol softdrinkyang diminum.

2. Tidak bisa menghilangkan rasa haus
Ini disebabkan softdrink bukanlah air yang diperlukan oleh tubuh. Dengan tetap tidak memasok air ke dalam tubuh kita terus – menerus akan menyebabkan dehidrasi seluler kronis, sebuah kondisi yang melemahkan tubuh pada tingkat serius.

3. Menghancurkan mineral penting dalam tubuh
Softdrink terbuat dari air murni yang juga dapat menghancurkan mineral penting dalam tubuh. Kekurangan mineral yang serius dapat menyebabkan penyakit jantung (kekurangan magnesium),osteoporosis (kekurangan kalsium) dan banyak lagi.

4. Dapat membersihkan karat
Softdrink bisa membersihkan karat pada bumper mobil dan benda logam lainnya. Bayangkan apa yang akan terjadi pada fungsi pencernaan dan organ tubuh lainnya.

5. Mempengaruhi pencernaan.
Kafein dan jumlah gula yang tinggi dapat menghentikan proses pencernaan. Ini artinya metabolisme dalam tubuh bisa terhambat.
(Berbagai sumber)

Sumber: Ghiboo.com, Kamis. 26 Jan 2012

Hormon Testosteron Bisa Meningkat Karena Menikah


Menikah Bikin Hormon Testosteron Meningkat

Ada beberapa berita baik di balik sebuah pernikahan. Sebuah riset terbaru mengindikasikan bahwa pria yang sudah menikah memiliki tingkat hormon testosteron jauh lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka yang belum menikah.

Seperti diketahui, secara alamiah, produksi hormon testosteron akan turun seiring bertambahnya usia seseorang. Namun riset teranyar mengungkapkan, menurunnya produksi testosteron tidak selalu karena usia, tetapi juga terkait dengan perilaku, seperti merokok, obesitas dan depresi.

Dalam kajiannya, peneliti menganalisis pengukuran testosteron pada lebih dari 1.500 pria. Tingkat hormon mereka diuji sebanyak dua kali, dengan jarak setiap pengujian lima tahun. Semua sampel diuji dengan pengukuran yang sama pada waktu sebelum dan setelah lima tahun.

Rekan peneliti, Dr Gary Wittert, dari University of Adelaide menemukan bahwa tingkat testosteron peserta rata-rata turun sebesar 1 persen setiap tahun.

Namun, ketika dibagi dalam subkelompok, peneliti menemukan pola yang berbeda, di mana faktor-faktor tertentu tampaknya mempengaruhi penurunan hormon testosteron lebih signifikan selama periode penelitian tersebut. Penurunan terbesar produksi testosteron terjadi di antara pria yang gemuk, sudah berhenti merokok dan mengalami depresi.

“Ketika seseorang berhenti merokok, penurunan kadar hormon testosteron cenderung lebih rendah. Manfaat dari berhenti merokok sangat besar,” kata Wittert.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa peserta yang belum menikah mengalami penurunan lebih besar kadar hormon testosteron daripada pria yang sudah menikah.

Wittert mengatakan temuan ini mungkin mendukung penelitian lain yang menunjukkan bahwa pria menikah cenderung lebih bahagia dan lebih sehat dibanding pria lajang. Dia juga mengatakan bahwa aktivitas seksual secara teratur cenderung meningkatkan kadar testosteron.

Studi ini didanai oleh National Health and Medical Research Council of Australia.

Pada pria, hormon testosteron diproduksi di testis. Hormon ini berfungsi mengontrol perkembangan karakteristik seksual pria. Keberadaan hormon ini sangat vital karena mempengaruhi kesehatan, fungsi seksual dan kesuburan serta membantu mempertahankan komposisi tubuh yang sehat, mengembangkan massal otot, mencukupi jumlah sel darah merah, dan melindungi kepadatan tulang.

“Sangat penting dokter memahami bahwa menurunnya kadar testosteron tidak hanya bagian dari proses penuaan. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan atau status kesehatan orang itu sendiri,” tutupnya.  Sumber: fox news, medicalnewstoday

Sumber:  health.kompas.com ,  Selasa, 26 Juni 2012

Rokok vs Ekonomi


Rokok vs Ekonomi: Mitos dan Fakta

Mitos:
Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar.

Fakta:
Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakankerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.

Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.

Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.

Mitos:
Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh negara-negara kaya.

Fakta:
Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.

Mitos:
Pengaturan yang lebih ketat terhadap industri rokok akan berakibat hilangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau dan pabrik rokok.

Fakta:
Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.

Para ekonom independent yang sudah mempelajari klaim industri rokok, berkesimpulan bahwa industri rokok sangat membesar-besarkan potensi kehilangan pekerjaan dari pengaturan rokok yang lebih ketat. Di banyak negara produksi rokok hanyalah bagian kecil dari ekonomi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank mendemonstrasikan bahwa pada umumnya negara tidak akan mendapatkan pengangguran baru bila konsumsi rokok dikurangi. Beberapa negara malah akan memperoleh keuntungan baru karena konsumen rokok akan mengalokasikan uangnya untuk membeli barang dan jasa lainnya. Hal ini tentunya akan membuka kesempatan untuk terciptanya lapangan kerja baru.

Mitos:
Pemerintah akan kehilangan pendapatan jika mereka menaikan pajak terhadap industri rokok karena makin sedikit orang yang akan membeli rokok.

Fakta:
Bukti sudah jelas: perhitungan menunjukkan bahwa pajak yang tinggi memang akan menurunkan konsumsi rokok tetapi tidak mengurangi pendapatan pemerintah, malah sebaliknya. Ini bisa terjadi karena jumlah turunnya konsumen rokok tidak sebanding dengan besaran kenaikan pajak. Konsumen yang sudah kecanduan rokok biasanya akan lambat menanggapi kenaikan harga (akan tetap membeli). Lebih jauh, jumlah uang yang disimpan oleh mereka yang berhenti merokok akan digunakan untuk membeli barang-barang lain (pemerintah akan tetap menerima pemasukan). Pengalaman mengatakan bahwa menaikan pajak rokok, betapapun tingginya, tidak pernah menyebabkan berkurangnya pendapatan pemerintah.

Mitos:
Pajak rokok yang tinggi akan menyebabkan penyelundupan.

Fakta:
Industri rokok sering beragumentasi bahwa pajak yang tinggi akan mendorong penyelundupan rokok dari negara dengan pajak rokok yang lebih rendah, yang ujungnya akan membuat konsumsi rokok lebih tinggi dan mengurangi pendapatan pemerintah.

Walaupun penyelundupan merupakan hal yang serius, laporan Bank Dunia tahun 1999 Curbing the Epidemic tetap menyimpulkan bahwa pajak rokok yang tinggi akan menekan konsumsi rokok serta menaikan pendapatan pemerintah. Langkah yang tepat bagi pemerintah adalah memerangi kejahatan dan bukannya mengorbankan kenaikan pajak pada rokok.

Selain itu ada klaim-klaim yang mengatakan bahwa industri rokok juga terlibat dalam penyelundupan rokok. Klaim seperti ini patut disikapi dengan serius.

Mitos:
Kecanduan rokok sudah sedemikian tinggi, menaikan pajak rokok tidak akan mengurangi permintaan rokok. Oleh karenanya menaikan pajak rokok tidak perlu.

Fakta:
Menaikan pajak rokok akan mengurangi jumlah perokok dan mengurangi kematian yang disebabkan oleh rokok. Kenaikan harga rokok akan membuat sejumlah perokok untuk berhenti dan mencegah lainnya untuk menjadi perokok atau mencegah lainnya menjadi perokok tetap. Kenaikan pajak rokok juga akan mengurangi jumlah orang yang kembali merokok dan mengurangi konsumsi rokok pada orang-orang yang masih merokok. Anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang sensitif terhadap kenaikan harga rokok oleh karenanya mereka akan mengurangi pembelian rokok bila pajak rokok dinaikan.

Selain itu orang-orang dengan pendapat rendah juga lebih sensitif terhadap kenaikan harga, oleh karenanya kenaikan pajak rokok akan berpengaruh besar terhadap pembelian rokok di negara-negara berkembang.
Model yang dikembangkan oleh Bank Dunia dalam laporannya Curbing the Epidemic menunjukan kenaikan kenaikan harga rokok sebanyak 10% karena naiknya pajak rokok, akan membuat 40 juta orang yang hidup di tahun 1995 untuk berhenti merokok dan mencegah sedikitnya 10 juta kematian akibat rokok.

Mitos:
Pemerintah tidak perlu menaikan pajak rokok karena akan kenaikan tersebut akan merugikan konsumer berpendapatan rendah.

Fakta:
Perusahaan rokok beragumen bahwa harga rokok tidak seharusnya dinaikan karena bila begitu akan merugikan konsumen berpendapatan rendah. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan rendah merupakan korban rokok yang paling dirugikan. Karena rokok akan memperberat beban kehidupan, meningkatkan kematian, menaikan biaya perawatan kesehatan yang harus mereka tanggung dan gaji yang terbuang untuk membeli rokok.

Masyarakat berpendapatan rendah paling bisa diuntungkan oleh harga rokok yang mahal karena akan membuat mereka lebih mudah berhenti merokok, mengurangi, atau menghindari kecanduan rokok karena makin terbatasnya kemampuan mereka untuk membeli. Keuntungan lain dari pajak rokok yang tinggi adalah bisa digunakan untuk program-program kesejahteraan masyarakat miskin.

Mitos:
Perokok menanggung sendiri beban biaya dari merokok.

Fakta:
Perokok membenani yang bukan perokok. Bukti-bukti biaya yang harus ditanggung bukan perokok seperti biaya kesehatan, gangguan, dan iritasi yang didapatkan dari asap rokok.

Ulasan di negara-negara kaya mengungkapkan bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun usia perokok biasanya lebih pendek). Apabila asuransi kesehatan dibayar oleh rakyat (seperti jamsostek) maka para perokok tentunya ikut membebankan biaya akibat merokok kepada orang lain juga.

source : http://www.seatca.org/upload_resource/202.doc

Rokok Bikin Negara Tekor ?


Rokok Sebenarnya Bikin Negara Tekor

Jakarta. Banyak yang berpendapat bahwa sulitnya mengendalikan tembakau karena pemerintah mendapatkan pemasukan yang sangat besar dari rokok. Padahal jika dihitung-hitung, rokok justru membuat negara rugi alias tekor.

Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan, Prof. dr. Ali Gufron Mukti, MSc, Ph.D menuturkan bahwa sebenarnya biaya yang dikeluarkan untuk rokok, termasuk biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas karena sakit, tidak sebanding bahkan jauh lebih besar ketimbang cukai yang diterima oleh negara.

Bila dihitung, cukai rokok tahun 2010 sekitar 50 triliun dan naik menjadi 70 triliun di tahun 2011. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk rokok dan akibat-akibatnya, bisa mencapai 230 triliun.

“Secara negara dan bangsa khususnya mengalami kerugian. Hitung-hitungannya kita bisa lihat berapa biaya yang dikeluarkan untuk rokok sehari, sebulan, setahun. Kemudian berapa yang sakit, berapa biaya produktivitas yang hilang karena sakit, kemudian biaya dari keluarga. Nah semuanya itu, lebih kurang 230 triliun, sementara kita lihat pajak itu sekitar 70 triliun,” ujar Prof. dr. Ali Gufron Mukti, MSc, Ph.D, Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan, disela-sela acara Penyerahan WHO World No Tobacco Day Award untuk Alm Mantan Menkes Endang Sedyaningsih di Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (13/6/2012).

Biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan untuk rokok bahkan lebih dari 3 kali lipat dari cukai yang diterima oleh negara. Ini artinya, rokok membuat negara rugi.

Disisi lain, banyak orang yang enggan berhenti merokok karena bahaya kesehatan yang mengancam tidak datang secara langsung, melainkan secara perlahan. Apalagi harga rokok di Indonesia terbilang murah jika dibandingkan negara lain.

Padahal rokok tidak memiliki manfaat kesehatan sama sekali. Bahkan jika dihitung-hitung, biaya yang dikeluarkan untuk membakar rokok selama 10 tahun sudah bisa dipakai untuk membiayai berangkat haji ke tanah suci.

“Harusnya harga rokok memang disesuaikan ya, sehingga anak kecil dan yang sebetulnya tidak mampu tidak memaksakan diri, kemudian uangnya habis untuk rokok,” tutup Prof. Ali Gufron.

Sumber: detik.com, tgl. 13 Juni 2012

Diabetes Dan Seks


Seks dan Diabetes, Apa Hubungannya?

Masalah kehidupan seksual seseorang umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti psikologis dan fisik. Mereka yang menderita penyakit tertentu seperti halnya diabetes memiliki risiko besar menghadapi gangguan kehidupan seksual.

Lantas, bagaimana diabetes dapat memengaruhi kehidupan seksual Anda atau sebaliknya? Penelitian menunjukkan, dua puluh lima persen dari semua perempuan dengan diabetes dan sekitar 50 persen pria akan mengalami beberapa jenis masalah seksual atau hilangnya gairah seksual sebagai akibat dari kondisi mereka.

Pada pria
Jangka panjang diabetes pada pria bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, yang terlibat dalam proses ereksi kompleks. Hal ini berarti pria dengan diabetes mungkin menderita disfungsi ereksi (DE) dan tidak mampu untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Sebanyak sepertiga dari pria dengan diabetes pada akhirnya akan mengalami impotensi.

Bahkan, beberapa pria baru mengetahui bahwa mereka mengidap diabetes ketika mereka mencari pengobatan terkait masalah disfungsi ereksi mereka.  Namun Anda tidak perlu cemas, hal ini dapat di atasi dengan mengatur pola diet yang tepat dan ditunjang dengan konsumsi obat-obatan atau insulin.

Pada perempuan
Sejumlah wanita dengan diabetes dapat menderita vaginitis berulang (radang vagina), yang biasanya disebabkan jamur infeksi. Kondisi ini akan membuat hubungan seks terasa tidak nyaman dan menyakitkan. Bahkan pada beberapa perempuan, mungkin akan mengalami gatal atau sensasi seperti terbakar, dan keluarnya cairan putih.

Perempuan dengan diabetes juga bisa mendapatkan sistitis berulang – salah satu penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK). Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa perempuan dengan diabetes cenderung memiliki masalah dengan gairah, dan klitoris (pusat saraf seks pada perempuan) mungkin tidak merespon rangsangan dengan cara yang biasa.

Mungkinkah berhubungan seks setelah mengidap diabetes?
Jika Anda merasa diabetes menyebabkan masalah dengan kehidupan seks Anda, segera konsultasikan hal ini dengan dokter. Biasanya, dokter akan mencoba mencari tahu apakah masalah seksual tersebut disebabkan oleh cacat pada saraf atau sistem sirkulasi akibat diabetes, atau apakah lebih karena faktor psikologis. Seringkali perbedaan ini sulit untuk dikelompokan.

Dalam kasus apapun, ketika problem disfungsi seksual mulai terjadi secara teratur dan cenderung memburuk, maka faktor psikologis akan terlibat di dalamnya.

Pria yang mengidap diabetes dan impotensi dapat dibantu dengan obat-obatan yang diresepkan dokter seperti sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra). Namun, jika hasil tes menunjukkan bahwa sistem saraf Anda belum rusak oleh diabetes, dan tidak ada masalah peredaran darah yang terkait, maka sebenarnya Anda tidak mengalami masalah dengan kehidupan seksual. Dibutuhkan dukungan dari pasangan dan dokter untuk mengatasi kondisi ini.   Sumber : netdoctor

Sumber: Kompas.com

Infeksi Telinga Cepat Sembuh Diobati Propolis


Infeksi Telinga Cepat Sembuh Diobati Propolis

Sebelumnya Saya beberapa kali mengalami sakit telinga, infeksi telinga, yang bila tidak segera diobati menurut dokter bisa berakibat serius,  mulut bisa “menyong” katanya.  Setiap kali kambuh sakit telinga, saya rasanya sangat tersiksa.

Saya diperkenalkan propolis saat seorang teman menawarkan propolis ke ibu saya. Teman saya mengatakan propolis bisa untuk mengobati segala macam penyakit, bisa di minum dan untuk obat luar (di tetes dan dioles). Kebetulan pagi itu sakit telinga saya sedang kambuh lagi (entah kenapa setiap sekitar 3 bulan – 6 bulan sakit telinga saya kambuh lagi).

Mendengar  propolis bisa untuk mengobati sakit telinga dengan cara di teteskan langsung ke lubang telinga, pagi itu juga saya langsung mengobati sakit telinga saya dengan propolis 2 tetes dan siang harinya 2 tetes lagi.   Alhamdulillah … ternyata sore harinya sakit telinga saya sudah tidak terasa lagi …. padahal rencananya sore itu  mau ke dokter.

Ternyata dengan 2 x di obati dengan propolis sakit telinga saya sembuh. Pengobatan ke dokter THT di RS waktu itu (tahun 2006)  kalau dihitung biayanya,  pendaftaran Rp. 55.000 + tindakan Rp. 20.000 + tebus resep obat Rp. 150.000 = Rp 225.000. ….. Alhamdulillah dengan propolis jauh lebih murah dan praktis. Total menghabiskan propolis tidak sampai 10 tetes dan ternyata sudah bisa sembuh.

Cut Rahmah Sri Mutia
Hp: 087859384230 XL
=====================================================================
Promo Produk
Melia Propolis
“Natures Miracle Antibiotic”

Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja secara holistic tanpa efek samping. Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang Lebah.
Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
……..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids: Memulihkan system kapilari serta memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah (1 tetes propolis kandungannya setara dengan 500 buah jeruk)
2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral
Fungsi Propolis bagi manusia
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)

Klik Selanjutnya
AGEN PROPOLIS
Apa Itu Propolis ? | Propolis Bagi Kesehatan | Propolis Untuk Masalah Jantung | Propolis Stop Cuci Darah gagal Ginjal | Propolis Gagalkan Amputasi Diabetes |

Gejala Kanker Paru Yang Harus Diwaspadai


Waspadai 5 Gejala Kanker Paru Berikut Ini!

Pertumbuhannya memang lambat, tetapi kanker paru menyerang tidak peduli apakah Anda lelaki atau perempuan, pejabat atau rakyat kecil. Kalau tidak berhenti merokok, Anda bakal menderita karenanya.

Menurut spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Dr Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P, pada tahap awal, kanker paru agak sulit dideteksi karena tanpa gejala yang berarti. Kanker parubaru bisa ketahuan apabila keadaan sudah begitu berat. “Kebanyakan penderita baru datang ke dokter setelah mengalami batuk darah,” ujar Elisna.

Selain itu, gejala-gejala kanker paru bisa bervariasi, tergantung di mana dan seberapa jauh tumor ganas ini menyebar di organ paru. Beberapa gejala umum yang biasa ditemui pada penderita kanker paru selain batuk darah antara lain sesak napas, radang paru atau bronchitis berulang, kelelahan, hilangnya selera makan atau turunnya berat badan, suara serak, dan pembengkakan di wajah atau leher.

Berikut adalah beberapa gejala yang harus dicermati dari kanker yang mematikan ini:
1. Tanpa gejala. Sekitar 25 persen penderita kanker paru akan mengetahuinya saat mereka melakukan rontgen secara rutin atau CT scan dan ditemukan lesi (kerusakan jaringan) yang disebut lesi koin. Pada pasien ini biasanya tidak ditemui gejala yang cukup berarti.

2. Gejala yang terkait dengan kanker. Pertumbuhan kanker dan invasinya pada jaringan paru serta jaringan sekitarnya bisa jadi memengaruhi pernapasan dan menimbulkan gejala awal, antara lain batuk, napas pendek, mengi, nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis).

Dan jika kanker sudah menyerang saraf, misalnya, bisa menyebabkan rasa nyeri di bahu yang kemudian menyebar ke bawah ke bagian luar lengan (disebut sindroma Pancoast) atau kelumpuhan pada vokal suara yang menimbulkan suara parau. Serangan pada esophagus juga menyebabkan timbulnyadysphagia. Jika aliran udara terhambat, paru-paru kemudian akan mudah mengalami infeksi (pneumonia).

3. Gejala terkait dengan metastasis. Kanker paru juga bisa menyebar ke tulang dan memproduksi rasa nyeri yang menyiksa. Kanker yang sudah menyebar ke otak bahkan bisa menyebabkan sejumlah gejala neurologis, semisal  penglihatan kabur, sakit kepala, gejala stroke seperti kelelahan, hilangnya sensasi di bagian tubuh tertentu.

4. Gejala “paraneoplastic”. Kanker paru seringkali disertai dengan gejala  yang disebut sindromaparaneoplastic, hasil produksi hormon sel tumor. Sindroma paraneoplastic kebanyakan terjadi pada kanker paru jenis karsinoma sel kecil, tetapi juga bisa tampak pada jenis yang lain.

Sindroma paraneoplastic yang terkait dengan jenis kanker paru karsinoma sel kecil ini adalah akibat produksi hormon yang disebut hormon adrenocorticotrophic (ACTH) oleh sel kanker, sebagai awal dari berlebihnya pengeluaran atau sekresi yang terjadi pada hormon kortisol di kelenjar adrenal.

Sementara itu, sindroma paraneoplastic yang sering tampak pada kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil biasanya berasal dari substansi yang mirip dengan hormon parathyroid yang menghasilkan naiknya tingkat kalsium dalam aliran darah.

5. Gejala tidak spesifik.
 Tampak pada setiap jenis kanker, termasuk kanker paru, misalnya kehilangan berat badan, lemah, dan kelelahan. Gejala psikis seperti depresi dan perubahan mud juga kerap terjadi.

Sumber:  Kompas.com, 3 Mei 2012