Sabtu, 12 September 2009

Radang Tenggorokan --- Sakit Tenggorokan

Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan adalah suatu peradangan pada daerah tenggorokan atau pharynx. Radang tenggorokan sesungguhnya bukanlah nama penyakit. Ia hanyalah gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis.

Seperti pada banyak jenis radang, radang tenggorokan dapat bersifat akut - ditandai dengan cepat dan biasanya mulai yang relatif singkat saja - atau kronis.

Radang tenggorokan akut dapat mengakibatkan tonsil membengkak yang menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan, kadang-kadang disertai oleh batuk atau demam.

Penyebab Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan bisa disebabkan bermacam-macam penyebab, bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri,infeksi fungal hingga alergi dan iritasi,di antaranya adalah:

  • Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam .
  • Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
  • Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).
  • Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
  • Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
  • Merokok.

Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus. Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri streptococcus sekitar 15-30 persen kasus

Gejala

Radang tenggorokan karena infeksi bakteri streptokokus dapat dikenali gejalanya sebagai berikut:
  • tonsil dan kelenjar leher membengkak bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih.
  • demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil,
  • sakit waktu menelan.
Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.

Permasalahan radang tenggorokan atau faringitis biasanya semakin parah dengan keadaan pasien yang sulit menelan, bahkan tidak bisa makan. Kondisi ini tentu saja akan mengurangi asupan makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga akan menganggu proses penyembuhan.


Pada infeksi radang tenggorokan yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari. Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut.

Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.

Pada sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik (Anestheticthroat gargle).


Baca juga info kesehatan "Tonsilitis atau Radang Amandel"

ARTIKEL KESEHATAN | Artikel Info Kesehatan

Sumber: dari berbagai sumber, obatpropolis.com

Testimoni Penyembuhan:Radang Tenggorokan Menahun Sembuh


Rabu, 09 September 2009

THALASSEMIA ( TALASEMIA)

THALASSEMIA (Talasemia) --- Penyakit Darah Turunan

Thalassemia (Talasemia) merupakan penyakit darah resesif autosomal yang diwariskan atau diturunkan. Pada penderita thalassemia, cacat genetic menyebabkan tingkat pembentukan salah satu rantai-rantai globin yang menyusun hemoglobin menjadi berkurang . Sintesa salah satu rantai globin yang berkurang tersebut dapat menyebabkan pembentukan molekul hemoglobin yang abnormal, sehngga menyebabkan anemia, sebagai gejala khas thalassemia yang nampak.

Penderita Talasemia mempunyai masalah dengan jumlah globin yang disintesis terlalu sedikit, sedangkan “anemia sel sabit” (hemoglobinopathy atau kelainan pada hemoglobin) adalah masalah kualitatif dari sintesis globin yang berfungsi tidak benar. Talasemia biasanya menyebabkan rendahnya produksi protein-protein globin yang normal. sering kali melalui mutasi pada gen pengatur. Hemoglobinopathy (kelainan pada hemoglobin) menunjukan kelainan struktural dalam protein globin itu sendiri. Dua kondisi bisa terjadi overlap, namun, karena sebagian kondisi yang menyebabka abnormalitas pada protein-protein globin (hemoglobinopathy) juga mempengaruhi pada hasilnya (talasemia). Dengan demikian, beberapa thalassemia adalah hemoglobinopathy, tapi sebagian besar bukan. Salah satu atau kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan anemia.
Penyakit talasemia sangat umum di kalangan orang-orang Mediterania, sehinga kaitan geografis inilah yang menjadi sejarah penamaan penyakit talasemia ini: Thalassa (θάλασσα) adalah bahasa Yunani untuk laut, Haema (α
μα) adalah bahasa Yunani untuk darah.

Umumnya, talasemia adalah lazim dalam populasi yang berevolusi pada iklim lembab di mana penyakit malaria merupakan endemik. Thalassemia bisa menyerang semua ras, para penderita thalassemia harus dicegah dari malaria karena sel-sel darahnya mudah degradasi.

Di Eropa, konsentrasi tertinggi penyakit ini ditemukan di Yunani dan di bagian Italia, khususnya, Italia Selatan dan bagian bawah lembah Po. Pulau-pulau Mediterania utama (kecuali Balearik) seperti Sisilia, Sardinia, Malta, Korsika, Siprus dan Kreta adalah yang yang paling banyak ditemukan penyakit talasemia. Orang-orang Mediterania lain, dan juga orang-orang di sekitar Mediterania, juga memiliki tingkat penderita talasemia yang tinggi, termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara. Jauh dari Mediterania, Asia Selatan juga cukup banyak penderitanya, dengan konsentrasi carrier tertinggi di dunia (18% dari populasi) berada di Maladewa.

Penderita talasemia diklasifikasikan menurut rantai mana dari molekul hemoglobin-nya yang terkena. Pada penderita α thalassemia, produksi rantai α globin itulah yang terkena, sedangkan pada talasemia β produksi rantai β globin-nya yang terkena.

Talasemia menghasilkan suatu kekurangan α atau β globin, tidak seperti penyakit sel sabit (sickle-cell disease) yang menghasilkan bentuk mutan spesifik dari β globin .

Rantai β globin disandikan oleh suatu gen pada kromosom 11; rantai α globin dikodekan oleh dua gen yang terkait erat pada kromosom 16. Dengan demikian, pada orang normal dengan dua salinan dari setiap kromosom, ada dua lokus pengkodean pada rantai β, dan empat lokus pengkodean pada rantai α. Penghilangan salah satu lokus α memiliki prevalensi tinggi pada orang-orang keturunan Afrika atau Asia, membuat mereka lebih mungkin untuk terserang thalassemia
α. Thalassemia β pada umumnya diderita oleh orang-orang Afrika, juga di Yunani dan Italia.

Baca Juga Info KesehatanAnemia---kekurangan darah

Senin, 07 September 2009

ANEMIA --- KEKURANGAN DARAH

ANEMIA --- KEKURANGAN DARAH

Anemia berasal dari bahasa Yunani kuno “anaimia” yang berarti kekurangan darah. Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah sel-sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam darahnya kurang dari normal.

Anemia menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) pada organ penderitannya sebab hemoglobin dalam sel darah merah yang berkurang berakibat oksigen yang dibawa dari paru-paru ke jaringan tubuh juga menjadi berkurang. Oleh karenanya berbagai tingkat anemia dapat memiliki berbagai konsekuensi klinis. Maka tidak mengeherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak.

Ada 3 kelompok utama anemia (karena penyebabnya):

1. Perdarahan (hemorrhaghe) yang berlebihan

Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah

Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

  1. Berkurangnya pembentukan sel darah merah (ineffective hematopoiesis)
    - Kekurangan zat besi
    - Kekurangan vitamin B12
    - Kekurangan asam folat
    - Kekurangan vitamin C
    - Penyakit kronik
  2. Meningkatnya penghancuran sel darah merah (hemolisis)
    - Pembesaran limpa
    - Kerusakan mekanik pada sel darah merah
    - Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
    - Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
    - Sferositosis herediter
    - Elliptositosis herediter
    - Kekurangan G6PD
    - Penyakit sel sabit
    - Penyakit hemoglobin C
    - Penyakit hemoglobin S-C
    - Penyakit hemoglobin E
    - Thalasemia

Gejala

Gejala-gejala yang ditunjukan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kurang tenaga, kepala terasa melayang, pucat, gelisah, dan terkadang sesak. Kondisi anemia yang bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Pencegahan & Pengobatan

Kadar hemoglobin dapat diditeksi melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Pemerikasaan darah meliputi pemeriksaan sel darah merah (RBC), hematokrit, hemoglobin, sel darah putih (WBC), komponen sel darah putih, dan trombosit.

Penderita anemia dapat mengonsumsi suplemen besi untuk memulihkan kekurangan sel darah merah tersebut. Selain itu, vitamin B12 juga diperlukan. Jalan terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut adalah dengan transfusi darah.

Baca juga info kesehatan Thalassemia --- Penyakit Darah Turunan"

Linked Site: PROPOLIS | Obat Propolis

Jumat, 04 September 2009

GLAUKOMA --- Si Pencuri Penglihatan Yang Datang Diam-diam

GLAUKOMA --- Si Pencuri Penglihatan Yang Datang Diam-diam

Glaukoma merujuk pada sekelompok penyakit yang menyerang saraf optik dan melibatkan hilangnya sel ganglion retina dalam pola yang khas. Glaukoma adalah sejenis neuropati (penyakit saraf) optik. Tekanan intraocular yang meningkat merupakan faktor risiko yang signifikan pada perkembangkan glaukoma (di atas 22 mmHg atau 2,9 kPa). Seseorang bisa mengalami kerusakan saraf pada tekanan yang relatif rendah, sementara orang lain mungkin mempunyai tekanan bola mata tinggi selama bertahun-tahun tapi tidak pernah mengalami kerusakan. Penyakit Glaukoma yang tidak diobati akan mengakibatkan kerusakan saraf optic yang permanen dan pada gilirannya akan kehilangan bidang penglihatan, yang dapat berkembang menjadi kebutaan.

Glaukoma dapat dibagi menjadi dua kategori utama, "Glaukoma sudut terbuka (open angle)" dan "Glaukoma sudut tertutup (closed angle)". Penutupan sudut pandangan dapat muncul tiba-tiba dan sering menyakitkan. Hilangnya visual dapat berkembang dengan cepat tetapi rasa sakit tersebut seringkali membuat penderita untuk mencari bantuan medis sebelum terjadi kerusakan permanen. Glaukoma sudut terbuka / glaukoma kronis cenderung berkembang lebih lambat dan penderita mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan penglihatan hingga penyakit itu telah berkembang secara signifikan.

Glaukoma juga dijuluki "sneak thief of sight” karena hilangnya penglihatan biasanya terjadi secara bertahap selama jangka waktu lama dan sering diketahui hanya pada saat penyakit ini sudah cukup parah. Sekali hilang, bidang visual yang rusak tersebut tidak pernah dapat dipulihkan. Di seluruh dunia, penyakit glaukoma adalah penyebab kebutaan nomer dua. .Glaukoma menyerang 1 dari 200 orang yang berusia lima puluh dan yang lebih muda, dan 1 dari 10 di atas usia delapan puluh. Jika kondisi terdeteksi lebih awal glaukoma mungkin bisa dicegah perkembangannya melalui penanganan medis dan bedah.

Penyakit glaukoma sangat jarang menunjukan gejalanya pada tahap awal sehingga sangat dianjurkan melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Ophthalmologists dan optometrist akan mendiagnosis glaukoma berdasarkan tekanan intraokular, uji bidang visual dan penampakan kepala saraf optik .

Penderita glaukoma kadang-kadang akan mengetahui hilangnya sebagian sekeliling penglihatan atau penglihatan kejernihan warna yang berkurang pada saat memeriksakan diri sehingga penderita memerlukan penanganan oleh ahli spesialis mata.

Gejala glaukoma menutupnya sudut pandangan dapat termasuk rasa sakit di dalam atau di sekitar bola mata, sakit kepala, mual / muntah-muntah dan gangguan visual misalnya lingkaran cahaya di sekitar lampu. Namun dalam beberapa kasus gejala-gejala tersebut tidak tampak.

Baca juga info kesehatan "katarak--- kabut pada mata"

Sumber: Wikipedia

Linked Site : PROPOLIS | Obat Propolis

Selasa, 01 September 2009

Bell's palsy – Lumpuh Otot Wajah Sebelah Sisi

Bell's palsy – Lumpuh Otot Wajah Sebelah Sisi

Penyakit Bell’s palsy adalah kelumpuhan yang terjadi pada otot wajah di salah satu sisi yang diakibatkan adanya gangguan pada saraf wajah nomer 7. Bell’s palsy diambil dari nama Sir Charles Bell, yaitu nama seorang dokter pada abad 19 yang pertama kali menggambarkan penyakit ini dan menghubungkannya dengan kelainan pada syaraf wajah.

Bell’s palsy berbeda dengan akibat dari stroke. Tanda-tanda yang dialami penderita adalah susah menggerakan otot wajah dibagian yang terserang, seperti bersiul atau meniup, tidak bisa berkumur secara baik, mata tidak bisa menutup dan lain-lain.

Penyebab pasti kelumpuhan yang terjadi pada penyakit bell’s palsy masih belum diketahui. Menurut beberapa ahli penyebab terkena penyakit bell’s palsy adalah akibat terkena paparan angin dingin di salah satu sisi wajah cukup lama, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa bell’s palsy disebabkan oleh virus herpes yang menetap di tubuh dan aktif kembali akibat factor lingkungan, stress, trauma, atau lainnya.

Penyakit bell’s palsy bisa menyerang siapa saja, laki-laki atau perempuan. Risiko terkena penyakit bell’s palsy pada wanita hamil berpotensi 3X lebih mudah daripada wanita yang tidak hamil. Penderita diabetes, perokok, dan pengguna obat-obatan sejenis steroid berpotensi 4X lebih mudah terserang Bell's Palsy daripada orang lain. Rata-rata 40.000 orang Amerika setiap tahun menderita Bell's Palsy.

Penyakit bell’s palsy pada sebagian penderita bisa sembuh tanpa melalui pengobatan, namun dianjurkan untuk melakukan pengobatan dan terapi sehingga proses kesembuhan bisa lebih baik. Secara estetika penyakit ini akan mengganggu fungsi wajah. Proporsi wajah bisa menjadi tidak seimbang Jika tidak ditangani maka akan terjadi kecacatan dengan muka “menyong”.

Langkah Pencegahan

Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menghindari atau mencegah terkena penyakit bell’s palsy seperti yang disarankan oleh Dokter Syaraf adalah:

· Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah penuh atau rapat untuk mencegah angin mengenai wajah.

· Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah secara langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat kipas dijalankan.

· Bila sering kerja lembur sampai larut malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak baik untuk kesehatan jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.

· Bagi penggemar panjat gunung, selalu gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bell's Palsy.

· Setelah berolah raga berat, jangan langsung mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.

Baca juga info kesehatanPropolis untuk benteng kesehatan

Link Site : PROPOLIS | Obat Propolis